166
trenbelajar.com – Saat sekarang Pendidikan Karakter mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, sekolah, masyarakat maupun orang tua. Hal ini didasari dengan banyaknya perilaku yang kurang sesuai dengan budaya Indonesia yang dilakukan oleh generasi muda. Sementara itu, Indonesia sendiri merupakan bangsa yang berbudaya yang menjunjung tinggi akhlak mulia, nilai-nilai kearifan dan budi pekerti.
Atas dasar pertimbangan tersebut akhirnya pemerintah mengeluarkan pedoman penguatan pendidikan karakter melalui Perpres Nomor 87 tahun 2017. Diharapkan dengan dikeluarkan peraturan ini dapat membawa angin segar dalam membentuk generasi muda sebagai anak bangsa sehingga memiliki nilai-nilai luhur berkarakter.
Dikutip dari buku Character Buiding : Membentuk Watak (2003) yang ditulis oleh Soemarsono Soedarsono, menjelaskan proses terbentuknya karakter manusia. Dimana karakter manusia dibentuk melalui pengalaman, pendidikan, pengorbanan, percobaan, serta pengaruh lingkungan dan proses pembentukannya sendiri pun membutuhkan waktu yang lama dan panjang. Tak kalah pentingnya
adalah peran dan konsistensi orang-orang yang ada di sekitarnya diantaranya keluarga, guru, teman dan masyarakat.
adalah peran dan konsistensi orang-orang yang ada di sekitarnya diantaranya keluarga, guru, teman dan masyarakat.
Di lain pihak sekolah sendiri merupakan lembaga yang sangat berkepentingan dengan pembentukan karakter tersebut khususnya kepada peserta didiknya. Maka tepatlah bila sekolah melakukan kegiatan pembiasaan – pembiasaan positif guna membentuk karakter mereka. Diharapkan dengan pembiasaan-pembiasaan tersebut akan menjadi budaya sekolah walaupun ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
5 Pembiasaan Sekolah dalam Pembentukan Karakter Siswa
Apa sajakah budaya yang dapat dikembangkan oleh sekolah sehingga dapat membentuk karakter mereka ? Dilansir dari pena.belajar.kemdikbud. go.id disebutkan terdapat lima pembiasaan yang dapat dilakukan pihak sekolah guna membentuk karakter siswanya.
1. Gerakan Literasi
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah di pagi hari selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai para siswa diajak membaca buku yang bukan buku pelajaran yang isinya nilai-nilai budi pekerti kearifan lokal, nasional, dan global yang disesuaikan dengan tahap perkembangan perkembangannya. Melalui kegiatan ini mereka terpancing untuk memiliki minat baca dan sekalgus meningkatkan ketrampilan membacanya.
![]() |
Salah satu pojok baca di kelas III SDN 1 Manggis. |
Sementara itu pihak sekolah sendiri harus memfasilitasi keterlaksanaan gerakan ini dengan membuat pojok baca, taman baca atau sejenisnya agar dalam membacanya siswa akan merasa nyaman. Penggunaannya sendiri pun dapat dilakukan di luar waktu-waktu yang telah ditentukan.
2. Adanya Ekstra kurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar pelajaran sekolah dengan
tujuan siswa mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakternya sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
tujuan siswa mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakternya sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, berdasarkan pilihannya terdapat dua jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:
a. Ekstrakurikuler wajib, merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
b. Ekstrakurikuler pilihan, merupakan program pilihan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan minat bakat dan minatnya masing-masing.
Banyak kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dikembangkan dalam menempa pembentukan karakter siswa agar mereka terbiasa untuk aktif, kreatif, mandiri, disiplin dan bertanggung jawab diantaranya
Pramuka, kerohanian, olah raga, seni, PMR, dan karya ilmiah.
Pramuka, kerohanian, olah raga, seni, PMR, dan karya ilmiah.
3. Pembiasaan sebelum dan setelah KBM
Pembiasaan yang dilakukan di sini dilakukan secara rutin danbersifat ringan yang dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti menyambut kedatangan para siswa di gerbang, mengikuti upacara bendera, saling salam dan berjabat tangan antar siswa, menyanyikan lagu Indonesia raya, Lagu Nasional, lagu daerah dan berdoa bersama.
Membuat anak berkreasi, aktif, dan bekerjasama
tanpa membedakan gender contoh lain pembiasaan di sekolah.
4. Membiasakan Perilaku Baik Bersifat Spontan
Di sini yang menjadi ukurannya adalah sikap sponitas siswa dalam menyikapi sesuatu. Dia dapat dikatakan berkarakter baik bila perbuatan dan perkataannya yang secara spontan muncul bila menghadapi suatu permasalahan.
Contohnya secara spontan akan meminta maaf dan menolongnya bila tanpa sengaja menyenggol temannya hingga terjatuh.
5. Menetapkan Tata Tertib
Sekolah perlu membuat Tata tertib sebagai benteng pembatas antara yang boleh dan tidak boleh, antara yang baik dan tidak baik.
Tata tertib diperlukan mengingat sikap seseorang mudah berubah apalagi yang menyangkut kebiasaan. Adanya tata tertib tersebut seseorang akan terikat untuk menaatinya. Dampaknya kebiasaan positif itu akan terus berkembang hingga menjadi karakter.