Trenbelajar.com – Memahami makna demokrasi sangat penting dilakukan, supaya
kita tidak terjebak kepada penafsiran yang salah dalam mengartikan demokrasi.
Jika kita salah dalam menafsirkan makna demokrasi, maka dalam mewujudkannya pun
akan salah. Dalam memahami makna demokrasi dan budaya demokrasi berikut ini
disajikan puisi karya taufik ismaildalam bukunya yang berjudul Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba halaman 282-285.
Demokrasi Kebun
Binatang
Mari kita pergi ke
kebun binatang barsama-sama,
Karena kita ingin
mendengar gagasan pimpinan baru kota para hewan itu. Pimpinan baru kebun
binatang ingin mereposisi sebuah kendang dan kendang itu kendang yang penting
posisinya.
Kandang itu berpagar
kawat yang cantik ornamennya, Tinggi oleh siapapun tek terlompati,
Kekar oleh siapapun
tak tergoyahkan,
Luasnya sepuluh
hektar,
Didalamnya
ada danau, goa, padang rumput dan belukar.
Penduduk dalam kota
itu kambing, kelinci, kijang, kucing, kuda, kerbau, keledai, anjing, domba,
sapi, gajah, rusa, monyet, perkutut, burung hantu dan jerapah.
Pak kepala kebun
binatang berminat benarmemasukkan serigala kedalam kendang besar itu, karena
katanya sudah 34 tahun lamanya makhluk ini berada diluar sana.
Alasannya adalah bahwa
demokrasi harus ditegakkan, Termasuk demokrasi serigala.
Menurut serigala,
ukuran demokrasi adalah “sama-sama hewan” Dan gagasan ini dengan gigih di
dukung kepala kebun binatang.
Ke-17 hewan lainnya
itu tak setuju.
Menurut mereka,
definisi demokrasi adalah “sama-sama hewan yang tidak memakan satu sama lain,
tidak memangsa satu sama lain”.
Pak kepala, ganjilnya,
tak menerima logika ini dan tetap memihak definisi demokrasi serigala.
Keesokan
harinya, selepas acara makan pagi para penghuni kebun binatang,
Dia membawa seekor
hewan berkaki empat ke depan kandang itu. “kalian tengoklah makhluk penyabar
ini. Perhatikan bulunya yang
bersih berkilat,
telinganya yang lemas terkulai dan Bahasa badannya yang sopan. Nah kan dia
jinak dan baik hati,”Kata pak kepala.
Ke -17 hewan
berteriak. “Lho, itu kan serigala yang memakai jaket kulit kambing dan memakai
telinga kambing palsu”. Seru mereka.
“Biar menyamar seperti
apa, pak kepala, kami tetap kenal betul bau keringat badannya”.
Dua puluh
empat jam kemudian, kepala kebun bianatang datang ke depan pintu kendang dan
menuntun lagi makhluk itu. “Saya minta kalian dengan hati terbuka memperhatikan
ciptaan tuhan ini. Perhatikan tingkah lakunya yang mandiri, matanya yang bening
dan suci, ekspresi luhurnya budi pekerti, nah bukankah dia jinak dan baik hati?”
tanyanya.
Ke -17
hewan penghuni kandang bersorak. “Yaah, itukan serigala menyamar lagi, yang
memakai rompi bulu domba palsu.”seru mereka. “Biar menyamar seperti apa, pak
kepala, biar bulunya wol putih seperti domba Australia, kami tetap kenal gigi
dan taringnya yang runcing-runcing itu.”
Kepala
kebun binatang tampak kesal, gerahamnya gemeletuk dan wajahnya mulai memerah. “Bagaimana
kalian ini, kok tidak menghormati demokrasi serigala? Hargailah hak asasi
hewan, artinya jangan mengucilkan hewan apapun,”katanya……….
Apabila kita mencermati, kondisi yang diutarakan dalam puisi diatas mirip dengan kondisi yang terjadi saat ini. Di saat orang saling berebut pandangan mengenai arti demokrasi. Tiap orang mengemukakan sudut pandang berbeda yang tidak jarang tidak mau menerima sudut pandang orang lain. Tidak jarang ada orang atau kelompok yang mendasarkan arti demokrasi dari sudut agama, politik dan sebagainya.
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi. Tapi tidak menutup kemungkinan masih ada yang salah mempersepsikan istilah demokrasi ini. Bahkan tidak hanya itu, konsep demokrasi bisa saja disalah gunakan oleh para penguasa terutama penguasa yang otoriter untuk memperoleh dukungan rakyat supaya kekuasaannya tetap langgeng.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi merupakan istilah politik yang berarti pemerintahan rakyat. Hal tersebut bisa diartikan bahwa dalam sebuah negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan bebas.
Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya rakyat dengan serta merta mempunyai
kebebasan untuk melakukan semua aktivitas kehidupan termasuk aktifitas politik
tanpa adanya tekanan dari pihak manapun, karena pada hakekatnya yang berkuasa
adalah rakyat untuk kepentingan bersama. Dengan demikian sebagai sebuah konsep
politik, demokrasi adalah landasan dalam menata system pemerintahan negara yang
terus berproses kearah yang lebih baik dimana dalam proses tersebut, rakyat
diberi peran penting dalam menentukan atau memutuskan berbagai hal yang
menyangkut kehidupan bersama senagai sebuah bangsa dan negara.
Kebebasan dan demokrasi sering diapakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama. Sebagai suatu konsep demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan yang juga mencakup seperangkat praktik yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku. Demokrasi adalah perlembagaan dari kebebasan. Artinya, kebebasan yang dimilki rakyat diatur dan diarahkan oleh sebuah Lembaga kekuasaan yang
sumber kekuasaannya berasal dari rakyat dan dijalankan sendiri oleh rakyat, sehingga kebebasan yang mereka milki dapat dilaksakan secara bertanggung jawab dan tidak melanggar kebebasan yang dimilki orang lain.
Dibuat oleh :
M. Zulkifli 2281130453
Mahasiswa Pjj Pai Syekh Nurjati Cirebon