Home Info Guru Usia yang Tepat Bagi Anak untuk Menggunakan Media Sosial

Usia yang Tepat Bagi Anak untuk Menggunakan Media Sosial

by trenbelajar
Trenbelajar.com – Tanpa dipungkiri saat sekarang media sosial bukanlah istilah asing bagi sebagian besar orang, terutama anak-anak. Hal ini karena derasnya arus kemajuan tekhnologi yang sudah tak terbendung lagi. Adanya media sosial secara online ini akan mempermudah para penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Saat ini yang paling umum dikenal oleh masyarakat media sosial tersebut adalah Blog, jejaring sosial dan wiki. Lebih jauh tentang istilah-istilah tersebut akan dijelaskan pada artikel selanjutnya.

Sebagai tempat untuk mendapatkan informasi yang berbasiskan internet sudah dapat dipastikan memiliki dampak bagi anak, baik positif maupun negatif. Tanpa adanya bimbingan dan pengawasan dari orang tua, guru, kakak maupun orang yang lebih dewasa lainnya dapat membawa anak tersesat di dunia maya. Yang lebih fatal akan terjerumus ke hal yang tak diinginkan.

Begitu sebaliknya bila si anak dibimbing, diarahkan dan diawasi penggunaan media sosial yang berbasiskan daring ini akan memberi manfaat besar bagi mereka. Manfaat tersebut diantaranya keterampilan menulisnya semakin berkembang, mendapatkan ilmu pengetahuan terbaru, anak akan terangsang berpikir kreatif, melatih pola pikirnya dan lebih mengakrabkan silahturahmi dengan keluarga ataupun teman yang lokasinya jauh. Lebih jauh simak penjelasan berikut ini.

Manfaat Media Sosial bagi Anak

1.    Ketrampilan Menulisnya Semakin Berkembang

Penggunaan media sosial melalui telepon pintar (Gadget) akan meningkatkan kemampuan menulisnya dalam menyusun sebuah kalimat semakin meningkat seiring dia berkomunikasi dengan orang orang lain atau membuat sebuah artikel di sebuah blog.

2.    Mendapatkan Ilmu Terbaru

Seringnya dalam bermedsos akan membuka wawasan anak untuk mencari, mendapatkan dan memperdalam berbagai ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya. Di sini anak diarahkan untuk mencari ilmu pengetahuan yang berdampak positif bagi kehidupannya, pada kegiatan ini peran, bimbingan dan pengawasan orang tua sangat diperlukan.

3.    Melatih Pola Pikirnya

Kemampuan yang berkaitan dengan cara berpikir, mengingat, membuat rencana, hingga pemecahan masalah dapat dilatih melalui berbagai permainan edukasi yang banyak bertebaran. Permainan tersebut diantaranya permainan puzzle, strategi dan permainan lainnya. Permainan tersebut dapat merangsang cara berpikir anak untuk memecahkan masalah supaya bisa terus maju ke level selanjutnya.

4.    Akrabkan Tali Silahturahmi

Dengan bermedsos akan menciptakan komunikasi antara dua orang atau lebih untuk berdiskusi dan berbincang-bincang sehingga keakraban dapat terjalin.


Dampak Negatif Media Sosial Bagi Anak

Sementara itu dirangkum dari timesindonesia.co.id dan sumber lainnya dampak negatif media sosial bagi anak, dapat dijelaskan berikut ini :

1. Perundungan Cyber

Sebagian besar perundungan (Bully) cyber ini menimbulkan depresi yang sama seperti depresi umumnya sebagai akibat si anak menerima bullying dari teman-temannya.

2.  Intaian Predator Anak

Apabila tidak waspada di dunia maya ini, para predator anak mengintai mereka. Para predator ini biasanya menggunakan identitas palsu maupun asli, mengajak berkenalan dan pertemuan dengan janji-janji manis bagi anak sehingga kehadirannya pun sulit dikenali.

Batas usia minimal pengguna media sosial
Gunakanlah media sosial dengan bijak. (sumber : pixabay.com)

3. Pornografi dan Kekerasan

Pornografi banyak bertebaran secara daring. Di sini pronografi dan kekerasan jelas akan berdampak buruk bagi perkembangan jiwa anak, bila dibiarkan berlarut-larut tanpa bimbingan, arahan dan pembinaan sangat diperlukan agar perkembangan jiwanya berkembang sesuai dengan usianya hingga akan melakukan tindakan krriminal.

4. Tak Peduli Lingkungan Sekitar

Kecanduan bermain internet secara langsung maupun tidak akan membentuk kejiwaannya menjadi acuh, mengutamakan kepentingan diri sendiri dan dalam berkomunikasi (Interaksi) berkurang kadang-kadang antara bahasa tubuh dan suara juga akan jauh berkurang. Seperti ketika diajak berbicara tanpa mempedulikan dan memperhatikan orang yang diajak bicara.

5.  Mudah Terprovokasi Ujaran Kebencian

Apabila si anak kurang mampu memilah informasi yang sedang berkembang dan tanpa klarifikasi lebih dalam mengenai isi materinya dan langsung memberi komentar maka ia sangat rentan terhadap provokasi ujaran kebencian

6. Emosinya Terganggu

Hal ini bila si anak, biasanya tiap hari melakukan interaksi baik secara online maupun offline. Dan merasa nyaman hidup di dunia maya dan akan kaget merasakan perubahan besar selama berinteraksi di dunia nyatanya yang berbeda dengan angannya. Sehingga perkembangan mereka secara kejiwaan tidak sesuai kondisi riilnya akibatnya perkembangan emosinya cenderung tidak kuat.

7.  Perkembangan Kesehatan dan Fisik Terganggu

Terlalu lama berada di depan media sosial akan berdampak pada kelelahan matanya hingga penglihatan menjadi gatal dan kabur. Selain itu, bila sudah kecanduan media sosial aktifitas fisiknya menjadi berkurang yang bakan berdampak obesitas bahkan ada yang enggan meninggalkannya untuk makan.

8. Tanpa Sadar Umbar Rahasia

Seringkali media sosial menjadi luapan isi hati yang tanpa sadar ini rahasia pribadi disampaikan ke publik.

9.  Mengabaikan Tugas Pokok

Akibat seringnya membuka media sosial yang dimilikinya dapat menyebabkan kegiatan di dunia nyatanya terganggu karena mengutamakan dunia mayanya. Bila ini dibiarkan dimungkinkan tugas-tugas pokoknya di rumah, tugas sekolah dan tugas lainnya diabaikan.

Batas Usia Minimum Membuat Akun Media Sosial

Secara kejiwaan anak-anak masih belum memiliki pola pikir yang matang sehingga mereka belum mampu akibat apa yang ditulisnya di media sosial. Bisa jadi tulisan yang disampaikan bersifat negatif dan mengarah ke peundungan ciber.

Tidak ada patokan pasti batas usia minimum dalam membuat sebuah akun media sosial. Namun bagi yang ingin membuat akun di media sosial, para penyedia telah menerapkan aturan batasan dengan ketentuan batas usia 13 tahun.

Pihak google sendiri telah menetapkan batas usia 13 tahun dalam membuat akunnya. Demikian pula dengan Facebook, Whatsapp, youtube, Instagram dan Twitter.

Presiden Jokowi sendiri telah mengingatkan kepada para orang tua agar menghindarkan penggunaan media sosial anak di bawah usia 13 tahun agar terhindar dari pengaruh hal negatif yang berdampak pada kejiwaan dan sosialnya.

Bagaimana bila anak tetap memaksa padahal usianya masih di bawahnya ? Di sinilah peran penting orang tua untuk memberi pengetrian, membimbing,  mengarahkan, membina dan mendampingi selama bermedia sosial.

Selain itu buatlah kesepakatan bila dia memaksakan kehendaknya sebab di sisi lain kita pun tak bisa menghindarkan diri di era digital ini.

Kontrol Media Sosial Anak

Batas usia pengguna media sosial
Pembuatan jadwal bagi anak dalam bermedia sosial salah satu bentuk kontrol. (Sumber : pixabay.com)

Kesepakatan yang telah dibuat tersebut harus dipatuhi anak. Kontrol tersebut berupa :

1. Terapkan pengaturan privat di media sosialnya. Di setting ini otomatis pada layar hp atau komputernya tidak akan menayangkan kpnten dewasa, kekerasan dan kebencian.
2. Secara tteratur pantau media sosialnya paling tidak seminggu 2 kali.
3. Buat jadwal penggunaan dengan membatasi waktu penggunaannya.
4. Cari tahu siapa saja teman dan kegiatan yang dilakukan di media sosialnya.

Artikel lain

Leave a Comment