Trenbelajar.com – Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Suka. Suka adalah anak yang ceria, ramah, suka berbagi, senang bermain dan rajin belajar.
Suatu hari, Suka sedang bermain di hutan dekat rumahnya. Dia sedang mencari kayu untuk membuat mainan ketika dia menemukan sebuah pohon besar. Pohon itu sangat besar, dengan batang yang kokoh dan daun yang lebat. Suka belum pernah melihat pohon sebesar itu sebelumnya.
Suka penasaran dengan pohon itu, jadi dia mendekatinya.
Dia melihat ada lubang kecil di batang pohon. Suka penasaran dengan apa yang ada di dalam lubang itu, jadi dia mengintip.
Suka: (Berbisik) “Wah, ada apa di dalam sana?”
Saat Suka mengintip, dia melihat sebuah ruangan kecil di dalam lubang itu.
Ruangan itu dipenuhi dengan mainan. Ada mobil-mobilan, boneka, robotan – robotan bahkan kereta api mainan dan banyak mainan lainnya.
Suka sangat senang melihat mainan-mainan itu. Dia belum pernah melihat mainan sebanyak itu sebelumnya.
Suka: (Berteriak) “Wow, ada banyak mainan di sini!”
Suka ingin masuk ke dalam ruangan itu untuk melihat mainan-mainan itu lebih dekat. Dia mencoba masuk melalui lubang kecil itu, tetapi lubang itu terlalu kecil untuknya.
Ia pun memutuskan untuk mencari cara lain untuk masuk ke dalam ruangan itu.
Suka mencari-cari di sekitar pohon itu untuk mencari cara masuk yang lain. Dia akhirnya menemukan sebuah tangga yang terbuat dari ranting pohon. Suka menggunakan tangga itu untuk naik ke atas pohon.
Dari atas pohon, Suka bisa melihat bahwa lubang kecil itu sebenarnya adalah pintu kecil.
Suka membuka pintu kecil itu dengan pelan, terdengar suara berderit saat pintu itu dibuka. Setelah terbuka ia pun masuk ke dalam ruangan itu.
Suka: (Tersenyum senang) “Ini luar biasa!”
Suka sangat gembira bisa masuk ke dalam ruangan itu. Dia bermain dengan mainan-mainan itu selama berjam-jam hingga puas. Dia merasa seperti berada di surga mainan.
Sekitar dua jam ia bermain, Suka menyadari bahwa dia harus pulang agar tidak dicari oleh orang tuanya untuk bmengaji.
Dia mengucapkan selamat tinggal pada mainan-mainan itu dan memanjat turun dari pohon.
Suka : (Berteriak pelan) “Sampai jumpa lagi, mainan-mainan semua !”
(Tangannya pun dilambai-lambaikan ke mainan itu).
Suka berjanji pada dirinya sendiri bahwa besok dia akan kembali lagi ke pohon itu untuk bermain dengan mainan-mainan itu.
Dia juga berjanji pada dirinya sendiri untuk merahasiakan rahasia besar di balik pohon itu.
Suka: (Berbisik) “Rahasia ini akan menjadi milikku saja, sehingga aku bisa bermain sepuasnya.”
Suka kembali ke pohon itu setiap hari untuk bermain dengan mainan-mainan itu.
Dia selalu merahasiakan rahasia di balik pohon itu dari teman – temannya.
Suatu hari, waktu Suka sedang bermain di pohon itu, ia melihat seorang anak perempuan yang sedang mengintip ke dalam lubang kecil itu.
Suka tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk membantu anak perempuan itu.
Suka : (Berteriak dari dalam pohon) “Hai, apa yang kamu lakukan di sana ?”
Anak perempuan itu terkejut melihat Suka. Dia tidak menyangka ada orang lain di dalam pohon itu.
Anak perempuan: (Terkejut) “Aku mencari mainan. Apa yang kamu lakukan di sana ?”
Suka: (Tersenyum) “Mainan? Ada banyak mainan di dalam sini. Oleh karenanya, aku ada di sini !”
Anak perempuan: (Raut muka senang) “Benarkah? Bolehkah aku masuk ?”
Suka : (Mengangguk dan mempersilahkan masuk sambil berdiri) “Tentu saja.”
Suka membantu anak perempuan itu naik ke atas pohon. Anak perempuan itu sangat senang bisa melihat mainan-mainan itu.
Mereka pun berkenalan.
Anak perempuan : (Mengulurkan tangan) “Aku Cita, kamu siapa ? Bolehkah aku ikut bermain ?”
Suka menjawab : (Tangannya menyambut uluran tangan Cita) ” Aku Suka. Ayo kita bermain bersama !”
Mereka pun bermain bersama selama berjam-jam.
Suka: (Berteriak) “Asyik sekali bermain bersamamu !”
Cita: (Tersenyum) “Sama-sama.”
Suka dan Cita akhirnya berteman baik. Mereka berjanji untuk menjaga rahasia di balik pohon itu bersama-sama.
Suka: (Berbisik) “Rahasia ini akan menjadi milik kita berdua.”
Rahasia di balik pohon itu menjadi tempat bermain favorit Suka dan Cita. Mereka selalu bersenang-senang bermain di tempat itu.
Suka : (Berteriak) “Ini adalah tempat bermain terbaik di dunia!”
Cita : (Menyahut) “Benar ! tapi kita jangan lupa tidak melupakan belajar agar masa depan kita cerah !”
Mereka pun sepakat setelah pulang sekolah sebelum mengaji akan bermain sepuasnya di tempat itu tanpa meninggalkan tugas sebagai seorang anak yang masih jauh dalam menggapai cita-citanya.
Suka dan Cita : (Bersama-sama berucap) “Bermain penting bagi kita sebagai anak-anak namun ada batas waktunya, belajar sangat penting guna meraih cita-cita kita !”
Tangan kanan mereka pun bertemu bertepuk di atas kepala.
“Deal !!!” kata mereka dengan gembira.