Home Karya Ilmiah Pancasila dan Hubbul Wathan Minal Iman

Pancasila dan Hubbul Wathan Minal Iman

by trenbelajar
Pancasila

trenbelajar.com | Terbentuknya bangsa Indonesia tidak terlepas dari unsur-unsur masyarakat, bentuk masyarakat yang majemuk/pluralisme baik dari suku bangsa, bahasa, budaya, dan agama yang kemudian diikat dengan pondasi kuat sebagai sebuah ideologi yang disebut dengan Pancasila. Keragaman unsur menjadikan bangsa Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan bangsa manapun, kehidupan yang termuat di dalamnya memiliki banyak keontetikan, sehingga bangsa Indonesia tidak luput dari tantangan dan

ancaman. Sebagai falsafah bangsa Indonesia, Pancasila memiliki makna bahwa seluruh unsur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus berlandasakan pada 5 nilai yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Selain sebagai falsafah, ideologi serta pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila kerap dikaitkan dengan nasionalisme bangsa Indonesia.

Rasa nasionalisme tentu tidak lepas dari rasa cinta terhadap tanah air. Menurut Prof Dr. Yahya Zaenul Muarif Lc MA Ph.D. makna tanah air bukan hanya sebatas tanah yang terbentang luas namun suatu bangsa yang tinggal di dalamnya. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam maka untuk menjaga eksistensi Pancasila ini tidak dapat dilakukan hanya menggunakan bidang nasionalis saja, namun juga perlu diimbangi dengan aspek religius yang memiliki pandangan luas tentang hukum kehidupan bermasyarakat. Implementasi cinta tanah air yang diwujudkan oleh umat Islam khusunya warga nahdliyin dengan Mars Hubbul Wathan Minal Iman. Secara bahasa, Hubbul Wathan Minal Iman memiliki makna cinta tanah air sebagian dari iman. Gagasan Hubbul Wathan Minal Iman tidak pernah lepas dari peran ulama dan kiai Nusantara khususnya NU ketika masa perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

Konsep Hubbul wathon minal Iman yaitu cinta tanah air adalah bagian dari iman merupakan sebuah ungkapan dalil yang diciptakan oleh Nahdlatul Ulama melalui penggalian terhadap nilai-nilai Qur’an dan Hadits secara fiqhiyah. Kyai Hasyim Asy’ari merupakan satu dari beberapa tokoh pencetus NU yang telah membawa konsep Hubbul wathon minal iman ini kepada nilai-nilai perjuangan bangsa, dengan semangat juang yang tinggi, ingin mengajak para pemuda bangsa untuk meningkatkan kesadarannya dalam membela Bangsa dan Negara. Karena hal tesebut adalah suatu hak dan kewajiban setiap warga Negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (3).

Adapun jenis penelitian yang diterapkan dalam jurnal ini adalah metode library research (kepustakaan) merupakan metode penelitian yang hanya diterapkan berdasarkan karya tertulis (karya ilmiah) sebagai sumber dalam suatu penelitian.. Sedangkan untuk tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki, menentukan sebuah identitas dan memaparkan atau menggambarkan suatu penerapan konsep hubbul wathan min al-iman dalam meningkatkan kesadaran bela Negara. Di era globalisasi saat ini semangat juang bangsa sangat dibutuhkan dalam menghadapi dampak negative yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi yang disalah gunakan oleh pihak lain. Karena perjuaangan bangsa kita tidak berhenti saat proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Sokarno dan Hatta. Perjalanan

kita dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa masih sangat panjang. Sebagai anak bangsa yang mendapat warisan kemerdekaan maka seyogyanya bersyukur kepada Allah atas anugrahnya yang besar dengan berbagai aktivitas yang memiliki kontribusi bagi bangsa dan negara. Itulah yang di maksud dengan kesadaran bela Negara.

Sejarah
mencatat, proses pendirian Republik Indonesia tidak lepas dari kaum nasionalis dan religious, para alim Ulama’ yang ikut andil di dalamnya yang mampu bersinergi dengan baik dengan berpedoman pada dasar Al-Qur’an dan Sunnah yang tidak ada penyimpangan di dalamnya. Pilihan pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa secara mendasar menjadi titik awal untuk menyatukan baik kaum nasionalis dan kaum religius. Ikatan dalam penggunaan ideologi Pancasila menjadi hal ideal yang penting bagi individu dan warga negara untuk tetap memiliki iman yang kokoh dan tetap meyakininya sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Salah satu bentuk ancaman dan tantangan untuk menjaga eksistensi pancasila khususnya rasa cinta tanah air pada saat ini adalah pengaruh globalisasi. Pengaruh global bila tidak direspon dengan baik dan seimbang oleh pemerintah dan bangsa Indonesia tentunya akan berdampak lunturnya rasa kebanggaan terhadap bangsa nya sendiri, akibatnya masyarakat akan berkurang rasa cinta terhadap tanah air. Bentuk yang dapat dijadikan indikator lunturnya rasa nasionalisme dan cinta tanah air dapat dilihat dari perilaku masyarakat Indonesia sekarang. Masyarakat yang lebih bangga terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa lain, lebih menyukai produk impor dibandingkan produk dalam negeri, serta lebih percaya kepada bangsa lain daripada bangsanya sendiri.

Tantangan
selanjutnya adalah banyaknya ideologi palsu melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.

Stretegi yang dapat diterapkan diantaranya adalah yang Pertama, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat. selanjutnya adalah membumikan nilai-nilai Pancasila dan moral melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah. Pengajaran agama juga sangat diperlukan di dalam menjaga integritas dan ketahanan nasional sehingga akan timbun cinta tanah air.

Implementasi pada Masa sekarang

Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kokoh apabila dengan hidup berlandaskan Pancasila serta seluruh elemen masyarakatnya berupaya untuk meningkatkan sikap cinta tanah air. Aspek ini perlu dilakukan agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitasnya yaitu ciri khas dan kepribadian bangsa Indonesia sendiri yang mampu menjadi karakter bangsa Indonesia.

Wujud cinta tanah air dapat diimplementasikan masyarakat sekarang tentunya tidak lagi berjuang di medan pertempuran, melainkan cukup diwujudkn dengan mencintai budaya sendiri dibandingan dengan budaya bangsa lain, membeli produkdalam negeri dan lebih percaya kepada bangsa sendiri daripada bangsa lain. Sedangkan untuk mewujudkan pengamalan sila pertama Pancasila dapat dilakukan dengan meningkatkan rasa toleransi terhadap sesama bangsa Indonesia. Toleransi baik dalam beragama, berbudaya, berpendapat, bahkan berpolitik. Melalui peningkatan rasa toleransi tentunya dapat mengurangi perselisihan bahkan konflik dalam masyarakat. Rasa toleransi pula dapat dijadikan sebagai indikator implementasi cinta tanah air dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Oleh :

Lumaksono Bagus Saputro

Mahasiswa PJJ PAI IAIN Syekh Nurjarjati Cirebon

Artikel lain

Leave a Comment